Info [K-moe]– Bagi sebagian orang tua Autisme merupakan sebuah mimpi buruk. Beberapa orangtua langsung merasa stres saat mendengar anaknya didiagnosis autisme. Beberapa pusat penanganan anak autis sekarang ini sudah banyak tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Sayangnya, orangtua penyandang autisme di daerah mungkin merasa kesulitan jika hendak merujuk anaknya. Orang tua merasa stres mungkin karena ketidak tahuan orang tua dalam menghadapi anaknya yang autis.
Problematika yang timbul dalam menghadapi anak autis dapat dilihat dari berbagai faktor, seperti :
a. Faktor Penyandang (Autisme)
Autisme disebabkan oleh adanya gangguan neurobiologis dan kimiawi di dalam susunan saraf pusat yang terjadi pada anak berusia dibawah 3 tahun. Karena itu terapinya menjadi sangat sulit.
Ada / tidak adanya penyakit fisik atau psikis lain yang menyertainya
Gangguan interaksi sosial
Gangguan komunikasi
Tingkah laku, minat dan aktifitasnya terbatas, berulang dan stereotipik.
Pada umumnya, pengetahuan orang tua dan keluarga dari anak autis tentang autisme masih sangat rendah sehingga penanggulannya sering terlambat
- Orang tua dan keluarga menjadi gelisah, cemas, depresi bahkan putus asa setelah penanganan yang diberikan sekian lama tidak menunjukkan hasil yang nyata
Orang tua dan keluarga menjadi hilang kesabarannya dan tidak peduli lagi pada anaknya, karena penanganan yang diberikan sekian lama tidak menunjukkan hasil yang nyata
Orang tua dan keluarga menjadi over protected akibat munculnya perasaan bersalah / berdosa telah melahirkan anak autis.
c. Faktor lingkungan masyarakat – Pengetahuan masyarakat yang sangat minim tentang autisme mengakibatkan mereka tidak peduli dan menganggap rendah anak autis, atau bahkan menganggap anak autis adalah anak yang tidak berguna.
d. Faktor diagnostik dan terapi – Idealnya terapi deberikan sedini mungkin dan melibatkan beragam profesi keahlian. Tetapi, tidaklah mudah membuat diagnosis dini anak autis, terutama bila dokternya belum banyak pengalaman. Karena itu terapinya sering terlambat.
e. Faktor lingkungan pendidikan – Belum ada lingkungan pendidikan / sekolah yang memadai untuk mengelola anak autis secara komprehensif.
Pada anak autis, pendidikan dan pelatihan yang dilandasi rasa kasih sayang dan keterlibatan orang tua / keluarganya mutlak diperlukan agar mereka mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal. Untuk mengembangkan kemampuan anak autis, perlu pendekatan yang bersifat intersektoral dan interdisiplin. Karena itu, perlu dibuat suatu program yang terpadu dan berkesinambungan dengan langkah-langkah yang terstruktur, jelas dan mudah dimengerti oleh tim atau orang-orang yang terlibat dalam upaya membangun dan mengembangkan kemampuan anak autis tersebut.
Strategi dalam menyusun dan melaksanakan langkah-langkah dimaksud adalah :
a. Intervensi secara dini
b. Informasi kepada orang tua / keluarganya
c. Terapi medik
d. Pendidikan dan pelatihan untuk anak autis
e. Bimbingan untuk orang tua dan keluarganya
f. Membangun kerjasama orang tua dan keluarga dengan anak
g. Membentuk ikatan keluarga orang tua anak autis
h. Evaluasi perkembangan kemampuan anak
i. Rencana lebih lanjut.